`
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pertumbuhan Dipatok 6 Persen; Waspadai Kemampuan Penyerapan Tenaga Kerja

Panitia Kerja Asumsi, Penerimaan, Defisit, dan Pembiayaan Rancangan APBN 2009 menurunkan target pertumbuhan ekonomi dari 6,3 persen menjadi 6 persen. Wakil pemerintah dan DPR dalam panitia kerja ingin mengantisipasi memburuknya krisis pada tahun 2009.

Penurunan target tersebut tidak bisa dihindari karena kontribusi pemerintah terhadap perekonomian diperkirakan berkurang. Itu ditandai oleh pemangkasan anggaran belanja kementerian dan lembaga nondepartemen sekitar Rp 7,9 triliun.

”Perekonomian diperkirakan masih bisa tumbuh tahun depan karena adanya dorongan dari transaksi yang terkait dengan Pemilu (Pemilihan Umum) 2009,” ujar Koordinator Panitia Kerja Asumsi, Penerimaan, Defisit, dan Pembiayaan Rancangan RAPBN 2009 Suharso Monoarfa, Rabu (15/10) di Jakarta.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri MS Hidayat mengemukakan, target pertumbuhan ekonomi yang direvisi menjadi 6 persen akan dapat dicapai jika tiga syarat utama terpenuhi. Tiga syarat itu adalah sektor riil atau dunia usaha harus tetap jalan, daya beli masyarakat dapat dipertahankan, dan investasi harus tetap terjadi.

”Tiga syarat utama mencapai target pertumbuhan 6 persen itu dapat dipenuhi jika ada pembenahan dan efisiensi. Jika masih berperilaku business as usual, keunggulan Indonesia akan diambil alih negara lain,” ujar Hidayat.

Waspadai pengangguran

Pengamat Ekonomi Senior Indef Fadhil Hasan mengatakan, penurunan target pertumbuhan tersebut dikhawatirkan semakin meningkatkan jumlah penganggur dan kemiskinan pada 2009. Padahal, selama ini, tanpa penurunan target pertumbuhan pun, kemampuan ekonomi dalam menyerap tenaga kerja sudah lemah. Itu karena sektor pendukung pertumbuhan tersebut bukan penyerap tenaga kerja utama, seperti industri manufaktur.

”Target pertumbuhan 6 persen itu pun masih terlalu optimistis karena pertumbuhan yang memungkinkan maksimal di kisaran 5,5-5,8 persen. Itu karena di tahun 2009 ekspor dan investasi akan melemah akibat berkurangnya permintaan dan semakin ketatnya persaingan,” ujar Fadhil.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pada tahun 2008, setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi akan menambah 702.000 tenaga kerja (Kompas, 22/8/2008). Dengan demikian, jika pertumbuhan turun dari 6,3 persen ke 6 persen, tenaga kerja yang tidak terserap bisa mencapai 210.600 orang. Padahal, masih ada sekitar 9,427 juta penganggur terbuka yang menunggu pekerjaan.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan, pertumbuhan ekonomi masih bisa didorong ke posisi 6 persen karena konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan tetap kuat. Itu dimungkinkan karena ada kecenderungan turunnya harga barang-barang yang terlihat dari melemahnya laju inflasi dari dua digit di tahun 2008 menjadi di kisaran 6,2 persen.

Lebih jauh Suharso mengatakan, pemangkasan anggaran belanja kementerian dan lembaga nondepartemen senilai Rp 7,9 triliun membuat penurunan target defisit RAPBN dari rencana awal 1,3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau sekitar Rp 71,3 triliun menjadi 1 persen atas PDB atau sekitar Rp 53 triliun. Akibat defisit menurun, target penerbitan surat berharga negara neto pun turun hampir separuhnya, dari rencana Rp 103,5 triliun menjadi Rp 54,7 triliun.(INU/oin).

Kamis, 16 Oktober 2008

Kompas

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management