Secara formal, Boediono telah pamitan kepada seluruh jajaran stafnya kemarin. Memang tak ada tetes air mata, tetapi suasana haru menyeruak dari pesta sederhana melepas kepergiannya.
Sebab Boediono dijadwalkan akan menjadi Gubernur Bank Indonesia pada hari ini dan dilantik secara resmi pada 21 Mei.
Sejak dua hari lalu sudah tersebar kabar rencana perpisahaan Boediono dengan jajaran staf Kementerian Perekonomian. Acara pelepasan Pak Boed ini memang sengaja digelar khusus untuk stafnya. Tertutup bagi orang luar, termasuk wartawan yang sehari-hari mencari berita di gedung ini. Di depan pintu selatan Graha Sawala, terlihat puluhan sepatu tertata rapi. Seorang petugas, memindahkan beberapa sepatu agar tidak kelihatan menumpuk. Menjelang pukul 12.00 wib, muncul sebuah sinyal dari salah satu staf Pak Boed. "Bapak akan turun."
Saya dan serombongan wartawan yang sudah lama menunggu Pak Boed, bersiap-siap untuk melakukan door stop interview.
Keluarlah Pak Boed dari salah satu lift yang selalu mengantarkannya ke ruang kerjanya di lantai 4. Wartawan pun menyerbu. "Nanti dulu ya dik," kata Pak Boed meminta jalan untuk segera memasuki Graha Sawala.
Pak Boed pun melepas sepatunya memasuki salah satu pintu Graha Sawala. Terlihat karpet merah yang biasa melapisi ruang pertemuan utama Kantor Kementerian Perekonomian telah ditutupi beberapa lembar karpet tambahan.
Di sekeliling ruangan ini digunakan untuk menata makanan dan minuman prasmanan.
Gelar lesehan
Kesahajaan sosok Pak Boed tak berubah hingga dia akan beranjak meninggalkan jabatan yang dipercayakan sejak Desember 2005. Acara pisah sambut digelar dengan lesehan. Seluruh staf tampak duduk teratur menanti sepatah dua kata yang akan disampaikan Menko Perekonomian. Saya pun harus mundur teratur mengingat acara ini hanya untuk staf menko.
Sekitar setengah jam berlalu, sebuah pertanda dari salah satu staf Menko kembali muncul. "Siap-siap. Bapak mau keluar dan langsung ke Sidang Kabinet. Tidak kembali lagi ke sini." Wartawan pun segera menyiapkan "alat perangnya". Dari alat tulis, perekam suara, sampai kamera.
Pak Boed pun muncul. Mengenakan stelan jas abu-abu. Pertanyaan pun dilontarkan, termasuk yang paling dinanti oleh publik yaitu soal kenaikan BBM dan sejumlah figur calon penggantinya. Dengan gaya dan senyumnya yang khas, dia menyatakan itu hak prerogatif presiden. "Saya gak punya hak."
Kepada calon penggantinya Pak Boed mengharapkan kebijakan ekonomi yang sudah dia siapkan tetapi belum rampung, agar dilanjutkan.
"Saya harapkan hal-hal yang belum selesai dilanjutkan. Ini adalah hak menko yang baru. Prioritasnya akan digeser ke mana. Tapi yang sedang jalan ini sebaiknya diselesaikan."
Boediono sempat disebut sebagai Mr Paket karena banyaknya paket kebijakan yang digulirkan. Terakhir yang disiapkan a.l. kebijakan penghematan energi dan kebijakan soal kawasan ekonomi khusus.
Belum diketahui secara pasti siapa pengganti Boediono. Kalangan wartawan hanya berharap pembantu presiden dengan kendaraan dinas Toyota Camry berpelat nomor RI 12 nantinya tak kalah ramah dengan pria kelahiran Blitar, 25 Februari 1943.
Bisnis Indonesia
Kamis, 15/05/2008
0 komentar:
Posting Komentar