
Usulan BLT agar diberikan kepada perempuan itu pernah dilontarkan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Namun usulan kepada presiden itu gagal, karena yang tertuliskan dalam kartu keluarga dan penanggungjawab keluarga itu adalah kaum pria.
Ya, bantuan langsung tunai itu lebih baik ke perempuan saja," kata Mari dalam acara seminar nasional peringatan 100 tahun kebangkitan kaum perempuan di Monumen Yogya Kembali, di Ringroad Utara Sariharjo, Sleman, Sabtu (24/5/2008).
Menurut dia, sesungguhnya pada tahun 2005, dirinya bersama menteri yang lain pernah mengusulkan lebih baik BLT itu diserahkan langsung kepada perempuan atau ibu rumah tangga. Sebab dirinya yakin uang akan akan pakai dengan baik.
Usulan itu kata dia, didengar oleh Presiden SBY. Namun akhirnya usaha itu mengalami kegagalan karena masalah prosedur seperti KTP dan kepala keluarga itu adalah pria.
"Itu di dengar oleh Pak SBY, tapi ya karena KTP-lah, karena kepala keluargalah itu tidak bisa," kata Mari sambil mengingatkan Meuthia Hatta yang duduk disampingnya mengenai usulan itu.
Mengapa harus perempuan yang menerima BLT? Mari merasa yakini perempuan akan lebih tepat menerima BLT dan kemudian diatur untuk belanja kebutuhan.
"Itu akan lebih tepat daripada untuk beli rokok. Untuk beli makanan atau pendidikan anaknya dan wanita itu juga less corruption," ungkap Mari.
Namun meski perjuangan itu gagal, Mari berjanji akan memperjuangkan terus. "Gagal memang tapi akan kita perjuangkan terus nanti," pungkas Mari.
Detik
Sabtu, 24/05/2008
0 komentar:
Posting Komentar